Tuesday, August 3, 2010

pandangannya kosong.. soroti Gereja dan Mesjid yang berdiri berdampingan...
lewati petang.. benamkan mentari.. benamkan semua kepadatan ibu kota..
sudahi kegilaan hari ini.. masyarakat gila yang menyetujui kegilaan yang sudah disepakati...
tinggalkan aku yang munafik... hidup ini paradox.. semua kompleks..
ketika idealisme dan kebebasan bertemu dengan tembok.


tak punya sesuatu yang bisa ditanyakan atau mungkin sudah lelah...
mau bebas atau bertahan?

i still don't have the answer...

i stop asking question to survive as a human being...

"munafik dan terasingkan belum tentu lebih baik dari pada hidup dalam kegilaan"

kesimpulannya berulang kali saya nyatakan hidup itu adalah suatu kegilaan. kegilaan itu menjadi bagian natural 'manusia'.

dan saya berpikir lagi lebih dalam bahwa akhirnya saya mengerti quote ini: "in the world where we are forced to conform with society.. it is necessary to have a personal chaos"-- jika aku harus bertahan tuk hidup dalam peradaban manusia.

"you must have chaos within you to give birth to a dancing stars"

walau begitu..
itu ada kalanya menjadi munafik dan terasingkan tuk merehabilitasi pikiran gila...
munafik yang bukan dari doktrin dogmatis....
munafik yang timbul dari nurani kita sebagai anti-crazy-social...

entahlah.. bintang dan bulan itu begitu tidak natural...
kau menipu ku dengan jati dirimu yang tak seindah orang awam bayangkan dengan mata telanjang...

No comments:

Post a Comment